• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Head line 1:gunung heru "website ini sebagai sarana komunikasi, informasi dan mempererat tali silahturahmi, mohon kepada rekan-rekan pataka 83 no ak 790035"
  • Head line 2:Wishnu S. Kol Lek 505527/ No Ak 790341 "Selamat, Pataka 83 sudah punya Blog sendiri, sarana bagus untuk saling komunikasi dan tukar informasi"
  • Head line 3:M. Atok Urrahman "dengan silaturrahmi, dapat menyelesaikan permasalahan dan panjang umur."
  • Head line 4:gunung heru "no 790035, bila ingin posting berita silahkan kirim email ke : pataka83@ymail.com akan langsung dimuat"
  • Head line 5:B.Zuiirman "Sosialisasikan.... sarana ini utk tetap tertaut...ok....

Rabu, 23 Februari 2011

11.Dan Lanud Medan Kolonel Pnb A.Dwi Putranto”Mandiri, Profesional dan Bersahabat”

Posted by pataka83 On 13.15 1 comment

TNI Angkatan Udara memiliki tugas pokok menjaga pertahanan matra udara secara nasional. Untuk melaksanakan tugas ini, perlu peralatan berteknologi canggih yang biayanya tidak murah. ”Angkatan Udara berbeda dengan angkatan lain,” ucap Dan Lanud Medan Kolonel Pnb AD Putranto.
Perwira menengah yang dikenal sangat tegas ini, begitu bersahaja saat menerima Global di kediamannya di kompleks Lanud Polonia Medan. ”Saat bertugas kita harus tegas. Di luar tugas, kita bersahaja dan bersikap lebih bersahabat,” tutur Putranto mengawali pembicaraan. Mantan Komandan Wings Ops TNI AU ini enggan bicara soal politik, tapi sangat senang membahas masalah kedirgantaraan. ”Dirgantara itu dunia saya,” ujar alumni Akabri 1983 ini.
Anda mengatakan AU berbeda dengan angkatan lain. Di mana letak perbedaannya?
Angkatan Udara itu matra yang mempunyai ciri khusus tentang keudaraan. Filosofinya adalah alat yang diawaki. Dalam angkatan lain orang yang dipersenjatai, sedangkan di AU justru senjata yang diawaki. Insan dirgantara dituntut profesional karena mengawaki alutsista yang nilainya tidak murah. Kita yang mengawaki tentunya harus mempunyai ciri-ciri kedirgantaraan yang bisa mengikuti teknologi sesuai perkembangan zaman.
Awak senjata mutlak harus memiliki kesehatan, mulai fisik hingga psikologi. Ada seseorang yang fisiknya mendukung, tapi tes psikologi orang itu gampang stress ataupun bertindaknya tidak tepat, cara memutuskan sesuatu juga ragu-ragu. Orang yang fisiknya bagus tapi secara psikologi kurang bagus, sangat berbahaya jika mengawaki alutsista. Siapa pun yang terpilih dalam Angkatan Udara, tentunya harus memiliki fisik bagus, psikologi bagus, mengikuti perkembangan teknologi dan memahami matra kedirgantaraan, sehingga kualitas AU ke depan lebih baik.
Apa prinsif hidup yang Anda tanamkan kepada bawahan?
Prinsif hidup itu semua tergantung kita. Kita mau berhasil atau tidak, terserah kita. Kalau mau berhasil, mestinya harus dipersiapkan sejak dini, kita harus bijak. Keberhasilan dengan mengandalkan seseorang itu tidak bijak. Kalau pun ia berhasil, itu hanya sesaat. Tapi, berhasil yang diawali dengan persiapan matang, Insya Allah keberhasilan yang didapat akan langgeng. Kalau keberhasilan karena orang atau dikatrol, keberhasilan yang didapat itu tidak langgeng. Dan, untuk bisa berhasil, kita harus bisa berprilaku baik. Prinsif hidup yang selalu saya tanamkan kepada anggota saya yakni berbuat yang terbaik. Artinya, berbuat yang terbaik secara intelektual, berbuat terbaik secara emosional dan berbuat terbaik secara spritual.
Selain itu, jangan pernah mengeluh. Sebagai hamba Tuhan yang baik, kita harus memiliki pondasi agama yang kuat agar jerih payah kita diberkati. Setelah kita berusaha, kita memohon kepada Yang Maha Kuasa, pasti ia akan mengabulkannya. Selain tidak mengeluh, kita harus melakukan yang terbaik, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kalau kita masuk Angkatan Udara, kita juga harus mengetahui persis mana boleh dan juga mana yang tidak boleh. Mana yang membuat kita menjadi maju, mana pula yang tidak. Semua ini tergantung kepribadian kita. Tidak mungkin sesuatu bisa diraih tanpa berbuat yang terbaik. Kita harus profesional betul, kita persiapkan sesuai tugas, wewenang. Aturan mainnya juga yang harus dikuasai dengan betul.
Masuk AU lebih sulit dari angkatan lain. Benarkah?
Saya kira tidak. Selama 25 tahun di AU tidak ada kesan bahwa lulusan pesantren atau madrasah tidak diterima. Semua lulusan diberi kesempatan yang sama, tidak dibeda-bedakan. Yang menentukan mereka lulus atau tidak hanya hasil tes mereka. Kalau nilainya C kan tidak mungkin diluluskan jika masih ada yang bernilai B. Contohnya tes Mental Idiologi. Tes ini menguji semangat nasionalisme, jiwa kebangsaan yang mengacu kepada UUD 1945 dan Pancasila. Secara umum untuk kepentingan kebangsaan dan untuk kepentingan kenegaraan demi tegaknya Negara Kesatuan RI. Ada yang pengetahuan kebangsaannya sangat dangkal, bagaimana kalau dia menjadi tentara. Tentu orang ini kalau masuk tentara bisa menjadi tentara yang bermasalah, karena mungkin tahunya cuma bisa menembak saja. Dengan gagah dan bangga memakai atribut tentara, dan di lapangan sering main pukul. Ini sudah nggak benar.
Bagaimana sistem tes di AU?
Masuk AU tidak ada KKN. Kalau kedapatan lulus dengan cara KKN, langsung dipecat. Semua tes dilakukan sesuai tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Saya baru tiga bulan lalu melaksanakan penerimaan. Saya ranking mereka sesuai dengan hasil tesnya. Nggak ada alasan orang dalam harus prioritas atau saudara dan keluarga lebih diutamakan, tidak bisa begitu. Silakan diutamakan atau diberi prioritas apabila memang dalam limit. Sudah saatnya kita harus bersih dari KKN.
Untuk mengembangkan AU, apa yang Anda harapkan?
Sesorang pasti mempunyai cita-cita. Cita-cita hendaknya jangan timbul sesaat. Cita-cita mesti timbul sejak awal. Jika bercita-cita menjadi Air Force, tentunya mempersiapkan diri sejak jauh hari. AU selalu memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk dididik menjadi insan dirgantara. Memang, kadang-kadang kita masih sulit memenuhi kuota penerimaan. Sebab, ada syarat khusus yang tidak tercapai. Banyak sekali anak muda yang terbentur dengan kondisi fisik atau psikologi yang kurang baik. Saya yakin pemuda yang mempersiapkan dirinya, akan berhasil masuk AU. Kita sih mengharapkan yang pintar-pintar dan pandai-pandai dapat tertarik untuk menjadi prajurit Angkatan Udara.
Sejak kapan Anda berusaha mandiri?
Kebetulah sejak berumur 1 tahun, saya sudah ikut nenek. Bersamaan itu pula, saya dituntut harus mandiri. Terus terang, saat di kampung saya tidak tahu apa itu Angkatan Udara, apa itu Akabri. Saya saat itu hanya bercita-cita mudah-mudahan hari depan saya bisa mendapatkan sesuatu yang membahagiakan. Saya pun berupaya mandiri dan berbuat untuk tidak aneh-aneh. Kalau di kampung para pemudanya suka begadang, saya lebih banyak di rumah. Setelah lulus SMA, dengan rasa kemandirian, saya langsung ke Jakarta. Yang saya cari di Jakarta adalah sekolah yang tidak bayar. Karena dari kecil saya tidak mau merepotkan orang, saya usaha, bagaimana tidak merepotkan orangtua. Cita-cita saya di Jakarta saat itu, saya mau sekolah yang tidak bayar. Begitu di Jakarta, ada penerimaan Akabri. Saya pun ikut. Karena saya orang kampung, saya tidak ada kenalan, tidak ada segala macam dan tidak ada KKN. Saya persiapkan betul semuanya. Sejak saya daftar, setiap pagi saya lari, saya jaga betul kondisi saya, dan ternyata tidak ada halangan berarti. Sampai menjadi taruna, saya terus mandiridan berusaha berbuat yang terbaik.
Karena prinsip saya adalah berbuat baik bukan untuk siapa-siapa, untuk kita juga. Jangan mengharapkan penghargaan dari orang lain, apabila kita belum melakukan yang terbaik. Kepada siapa pun kita harus berbuat baik. Biarpun kepada orang jahat, kita juga harus berbuat baik. Dengan berbuat yang terbaik otomatis orang lain akan menghargai kita. Selain itu, kita harus bersyukur. Di tempatkan di tempat nggak enak kita syukuri, tempat enak apalagi harus juga kita syukuri. Di sini (Lanud Medan-red), saya berusaha menekan kepada anggota untuk berbuat yang terbaik. Untuk itu, jangan mengeluh, jika mengeluh maka hasil kinerjanya tidak maksimal.
Apa motto yang Anda pegang?
Bagi saya, sahabat dan teman itu modal hidup dalam berbagai segi. Dengan berbuat baik, kita tentu akan banyak teman. Kadang-kadang orang kan kurang ajar, sudah berbuat baik kok malah dimusuhi. Meski begitu, kita jangan mengeluh tapi tetap berbuat baik kepadanya. Mudah-mudahan ia menyadari dan menjadi sahabat bagi kita. Banyak sahabat, tentu banyak yang mendukung kita agar berhasil. Tidak hanya itu, apabila kita dipanggil Maha Kuasa, mudah-mudahan banyak yang mendoakan. Memiliki banyak sahabat, akan langgeng. Terlebih kalau sahabat kita punya kemampuan pada sesuatu, dan kita butuh tentu jelas bisa minta tolong.
Mencari sahabat itu sulit. Mencari satu sahabat dengan mencari seribu musuh, tentunya lebih gampang mencari seribu musuh. Atas dasar itu, kita harus mencari teman sebanyak-banyaknya.
Selama 25 tahun dinas, apa yang paling berkesan?
Saya kira, hampir rata-rata penerbang paling berkesan saat diberi kesempatan membawa pesawat sendiri. Kebetulan, saat saya berpangkat Letnan Satu, saya diberi kesempatan menjabat sebagai Kapten Hercules dan diperintahkan menerbangkannya. Padahal, sebelumnya Kapten Hercules rata-rata dipegang yang berpangkat Mayor. Prinsipnya, pokok kita berbuat terbaik dan maksimal, pasti pimpinan akan memberikan. Berbuat terbaik bukan untuk mencari sesuatu, tetapi berbuatlah yang terbaik pasti otomatis sesuatu yang diinginkan akan didapat. Untuk meraih apa yang diinginkan harus berbuat yang terbaik, disiplin, semangat, menguasai ilmunya dan profesional. Kalau pun jalannya mesti bersaing, maka bersainglah dengan sehat. Bukan bersaing untuk saling sikut sana, sikut sini.
Pernahkah Anda bertugas di daerah konflik?
Kalau terlibat langsung belum pernah. Namun, saat konflik Timtim lagi gencar-gencarnya, saya kebetulan jadi Komandan Skadron 32 di Malang. Saya harus tahu persis apa yang terjadi, dan apa yang harus dilakukan anak buah. Sehingga penerbangan pertama ke sana (Timtim), saya bawa kaptennya berangkat. Saya beritahu bahwa dalam kondisi seperti ini, pesawat yang diawaki harus dengan kemiringan begini. Terbang malam mengintai musuh harus begini. Saya perintahkan agar melakukan semua sudut kemiringan yang diizinkan dalam penerbangan militer.
Antara panggilan tugas dan kepentingan keluarga, manakah yang Anda dulukan?
Setiap kepentingan itu berbeda. Saya mengutamakan kedua-duanya. Namun, bila terbentur, saya mengutamakan panggilan tugas. Kita harus beri pengertian kepada istri dan anak-anak agar menyadari untuk sama-sama mendukung. Saya utamakan tugas, namun bukan mengabaikan keluarga. Tugas kita utamakan, akan tetapi keluarga juga harus kita perhatikan. Dan berilah suatu nilai tambah yang lebih kepada keluarga sehingga tugas tetap jalan, keluarga tetap harmonis.
Kolonel Penerbang A Dwi Putranto
Kelahiran Pemalang, 27 Agustus 1959
Istri : Diani Siswanti
Anak : Fresti Restuning S
Priasto R.Adipurwanto
Prihantarto Nursatya Adi Purawanto
Pyrameycha Nurochmannaifa.H
Riwayat Jabatan :
PERWIRA DP MAKOKOPATDARA,1983
PERWIRA PENERBANG SKADRON 32 WOPS 001,1984
PERWIRA PENERBANG SKADRON UDARA 32,1985
KOMANDAN FLIGHT “B” SKADRON UDARA 32,1990
KOMANDAN FLIGHT “A” SKADRON UDARA 32,1993
PAPOK INSTRUK PENERBANG LANUD ADI SUCIPTO,1994
DAN FLIGHT DIK ‘B’ SKADIK 102 LANUD ADI SUCIPTO, 1994
DAN FLIGHT DIK ‘A’ SKADIK 101 LANUD ADI SUCIPTO,1995
KADIS OPS SKADIK 101 LANUD ADI SUCIPTO,1995
KADIS OPS SKADRON UDARA 32 LANUD ABD SALEH,1996
KASI OPSLAT DISOPS LANUD ABD SALEH,1996
DAN SKADRON UDARA 32 LANUD ABD SALEH,1998
PABANDYA LAT SOPS KOOPSAU II, 2000
KABINPOTDIRGA KOOPSAU II,2001
KA BADAN UJI KOOPSAU I, 2002
KADIS OPS LANUD ABD SALEH,2003
DAN WINGS II LANUD ABD SALEH, 2005
DAN LANUD MEDAN, 2007
RIWAYAT PENDIDIKAN MILITER
AKABRI UDARA 1983
SEKOLAH PENERBANG,1983
SEKKAU ANGKATAN KE-52,1992
SEKOLAH INSTRUKTUR PENERBANG 1994
DIK KUAL INSTRUKTUR PENERBANG C-130,1995
SESKOAU ANGKATAN KE-33,1997
SUSGATI SOSPOL, 1998
SESKO TNI ANGKATAN KE-33,2003
TANDA KEHORMATAN
SATYA LENCANA KESETIAAN VIII
SATYA LENCANA KESETIAAN XVI
SATYA LENCANA DWIYA SISTHA
SATYA LENCANA SEROJA

1 komentar:

Sukses selalu mas Dwi Putranto, kami ikut bangga.....
(Kol (P) karma Suta / No.AK.790412)

Posting Komentar