• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Head line 1:gunung heru "website ini sebagai sarana komunikasi, informasi dan mempererat tali silahturahmi, mohon kepada rekan-rekan pataka 83 no ak 790035"
  • Head line 2:Wishnu S. Kol Lek 505527/ No Ak 790341 "Selamat, Pataka 83 sudah punya Blog sendiri, sarana bagus untuk saling komunikasi dan tukar informasi"
  • Head line 3:M. Atok Urrahman "dengan silaturrahmi, dapat menyelesaikan permasalahan dan panjang umur."
  • Head line 4:gunung heru "no 790035, bila ingin posting berita silahkan kirim email ke : pataka83@ymail.com akan langsung dimuat"
  • Head line 5:B.Zuiirman "Sosialisasikan.... sarana ini utk tetap tertaut...ok....

Rabu, 23 Februari 2011

14.Satu-satunya Akabri 1983 yang Sudah Raih Bintang

Posted by pataka83 On 13.00 No comments



SM/Achmad Hussain MENUJU TPU: Jenazah Marsma Pnb Harsono Kamis diberangkatan ke TPU Kricakan Tengah, Desa Karangnongko, Klaten, Kamis (21/5). (57)
TRAGEDI jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, merenggut 101 korban jiwa. Satu di antaranya Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional IV Biak, Papua, Marsekal Pertama Pnb Harsono (51) yang Kamis (21/5) dimakamkan di tanah kelahirannya, Klaten.

Tembakan salvo satu kali memecah keheningan siang di tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Kricakan Tengah, Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Klaten. Cuaca sedikit mendung saat bendera merah putih dilepas dari peti mati yang membungkus jenazah Harsono.

Di liang lahat yang berjarak 200 meter dari rumah masa kecilnya, Harsono akhirnya menempati peristirahatannya terakhir bersama istri, Dhati Wulandari Erlanda (43).

Saat dua jenazah dimakamkan dalam satu liang lahat berjajar, ratusan pelayat larut dalam hening. Tak terkecuali Pangkohanudnas Marsda TNI Drajad Raharjo dan Danlanud Adi Sucipto Yogyakarta Marsma TNI R Hari Mulyono yang menjadi inspektur upacara.

Usai pemakaman, Sapardi Pujo Harjono tak segera pulang. Pria 70 tahun yang tak lain ayah Harsono itu memilih duduk di kursi yang dijajar di depan pintu makam.

Di dekatnya, tiga anak Harsono, yakni Letda Pramudya Bayu Murti, Pradipta Dewangga Murti, dan Prabandari Sonia Murti hanya terdiam.
’’Penguburan satu liang itu atas keinginan keluarga. Tempatnya pun juga makam keluarga,’’ ujar Pujo Harjono mencoba tegar.

Ingin Pulang

Sebelum kematian menjemput anak pertamanya, Pujo merasa tak ada yang aneh. Hanya saja, sebelum tragedi itu, Harsono berniat pulang ke desa kelahiranya, Dusun Dimoro, Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko.

Perwira kelahiran 29 November 1958 itu berencana menikahkan adiknya bulan ini. Namun karena tugas, bapak tiga anak itu memutuskan berangkat ke Biak, apalagi berkait persiapan Pilpres.

Di mata Pujo, anaknya itu termasuk pandai dan tegas. Meski bertugas di tempat yang jauh, Harsono selalu menyempatkan menelepon dirinya dan sang ibu, Suharni.

Pujo mengetahui kejadian kecelakaan itu dari saudaranya di Riau pada Rabu siang. Keluarga di Klaten memantau kejadian itu lewat televisi. Meski tertera nama Harsono dan istri, keluarga masih tak percaya. Namun mereka akhirnya pasrah setelah mendapat kepastian dari salah satu kerabatnya.

Selain terkenal pandai dan tegas di mata keluarga, Harsono juga begitu istimewa di kalangan rekan seangkatannya, Akabri 1983. Kolonel Sun Sudharta salah satunya. Perwira di Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU itu mengenang Harsono sebagai sosok yang pandai.

’’Dari sekitar 59 orang teman satu angkatan, hanya dia (Harsono-Red) yang sudah mendapat bintang,’’ ujar dia.

Selain pandai, Harsono yang memperoleh lima Satya Lencana itu juga merupakan pribadi yang tegas dan bertanggung jawab. Sekali pun paling awal mendapat bintang satu, alumnus Sekbang 1983 itu juga tetap menjaga hubungan dengan rekan seangkatannya.

Sun sendiri mengaku bertemu Harsono, dua hari sebelum kejadian. Tidak ada pesan atau keinginan yang disampaikan. Pertemuan itu berlangsung biasa dan diiringi canda. Dia tidak menduga jika rekannya yang baru November 2008 menjabat panglima komando itu mendahului dirinya menghadap Sang Pencipta.

Sugiyono, tetangga di tempat kelahiran Harsono, mengatakan, almarhum sering pulang. Saat pulang, meski sebentar, Harsono selalu menemui warga. (Achmad Hussain-62)

0 komentar:

Posting Komentar